Daging sapi merupakan makanan penting yang kaya akan nutrisi. Sayangnya, tak sedikit orang yang mempercayai beberapa mitos tentang konsumsi dan pengolahan daging sapi yang ternyata salah. Apa saja mitos-mitos tersebut?
Mitos yang salah kaprah sering membuat orang ragu makan daging sapi. Daging sapi di Indonesia biasa diolah menjadi berbagai makanan khas dibeberapa daerah seperti sup konro dan rendang. Bahkan di Eropa dan Amerika Serikat, daging sapi has luar, daging iga, dan T-Bone banyak digunakan.
Berikut ini beberapa mitos tentang daging sapi:
- Cairan merah dari daging adalah darah
Ketika memakan daging sapi, mungkin Anda pernah melihat cairan berwarna merah yang keluar dari daging. Banyak orang menganggapnya darah, padahal itu merupakan sari daging. Juice atau sari daging inilah yang menjadikan daging sapi gurih enak. - Bila tidak dimasak well done, daging tidak halalDaging sapi diklaim tidak halal bila tidak dimasak well done, atau dalam hal ini medium atau medium rare. Faktanya, halal atau tidaknya konsumsi daging sapi tergantung pada proses pemotongan sapi hidup. Bukanlah tingkat kematangannya yang menentukan kehalalan.
- Daging yang belum matang banyak bakteri
Daging yang matangnya tidak sempurna atau dalamnya masih berwarna merah menyimpan bakteri. Itu hanya mitos, sebab bakteri daging sapi hanya ada di permukaan daging sapi saja. Bakteri tidak bisa berkembang di dalam lapisan dalam daging sapi. Ini dikarenakan oksigen tidak ada dalam daging. - Hindari daging saat dietAnda sedang diet? Beberapa orang mungkin menganjurkan Anda untuk tidak memakan daging. Konon, daging bisa menambah berat badan. Padahal daging sapi sebaiknya disertakan pada menu sehari-hari. Ya, kandungan protein tinggi bisa membuat rasa kenyang lebih lama.
- Lama waktu mencerna dagingMitos bahwa tubuh memerlukan waktu yang sangat lama untuk menguraikan daging sapi ternyata salah! Faktanya, daging sapi bisa dicerna dalam waktu empat hingga enam jam. Dalam mengurai bermacam jenis pangan, sistem pencernaan manusia didesain secara sempurna.

0 komentar:
Posting Komentar